adalah pemangkasan yang bertujuan untuk membentuk tajuk tanaman seawal
mungkin, pada umur tanaman yang masih muda. Pada beberapa jenis tanaman
tertentu (mangga misalnya), pangkas bentuk dilakukan dengan mengikuti
pola 1-3-9 yang berarti 1 batang utama yang dipangkas akan menghasilkan
beberapa cabang primer, dan dari beberapa cabang primer tersebut dipilih
3 cabang yang pertumbuhannya paling seragam dan seimbang dengan arah
pertumbuhan yang proporsional (misalnya membentuk sudut 120 derajat
bersilangan). Dari 3 cabang primer yang dipelihara ini, masing-masing
cabang akan dipangkas lagi untuk menghasilkan 3 cabang sekunder dengan
pertumbuhan terbaik, seimbang, dan proporsional. Dengan demikian, pasca
pemangkasan bentuk sejak dini, pada akhirnya akan diperoleh tanaman
dengan pola percabangan 1-3-9. Dengan pola percabangan seperti ini, akan
dihasilakan tanaman dengan tajuk yang rimbun dan membulat, dengan
ketinggian yang dapat diatur. Pada kasus tertentu, jika hanya terdapat 2
cabang primer pada batang utama, maka 2 cabang primer ini pun masih
dapat dibentuk dengan mengikuti pola 1-2-6, sebagaimana pola 1-3-9. Pola
1-2-4 pun masih memberikan bentuk percabangan ideal dengan bentuk tajuk
yang juga membulat dan rimbun. Pada pemangkasan bentuk seperti ini,
semua dahan dan ranting yang bersilangan di dalam pola 1-3-6 atau 1-2-6
harus dibuang habis, dan hanya menyisakan cabang-cabang tersier di ujung
tanaman.
Pangkas Produksi :
yaitu pemangkasan yang bertujuan untuk merangsang munculnya tunas-tunas
produktif, khususnya tunas-tunas yang berada di tajuk bagian terluar
dari tanaman. Semakin banyak tunas produktif di ujung ranting, maka
kemungkinan munculnya bunga dan buah juga akan semakin banyak, artinya
jumlah bunga/buah berbanding lurus dengan jumlah ujung ranting
produktif. Pemangkasan produksi juga dilakukan pada semua dahan/ranting
di bagian tengah tanaman yang tidak produktif dan tumbuh tidak
beraturan, termasuk memangkas habis semua tunas air yang tumbuh lurus,
tegak lurus di cabang primer maupun cabang sekunder. Coba perhatikan
tunas-tunas air yang tumbuh di cabang primer/sekunder tanaman durian,
jambu air, atau durian. Tunas air ini bersifat parasit dan tumbuh sangat
cepat, melebihi kecepatan pertumbuhan tunas-tunas lainnya, dengan
mengambil fotosintat hasil fotosintesis sebagai energi pertumbuhannya.
Selain itu tunas air juga sangat jarang memunculkan bunga meski tanaman
telah memasuki siklus/periode berbunga. Tunas-tunas air ini sebenarnya
dapat dimanfaatkan sebagai entres untuk bahan perbanyakan tanaman,
diambil sebagai entres yang disambungkan ke batang bawah dengan metode
sambung susuan, sambung pucuk (top grafting), maupun sambung sisip.
Hasilnya, bibit baru dengan sifat genetic yang sama persis dengan sifat
genetic tanaman induk, tempat tunas air tersebut diperoleh.
Pangkas Pemeliharaan :
lebih ditujukan untuk memeliharan kesehatan tanaman secara keseluruhan
dengan melakukan pemangkasan bersamaan dengan pemberian pupuk, dan
umumnya harus dilakukan pasca tanaman menyelesaikan periode berbuah,
saat di mana energi tanaman terkuras habis untuk membesarkan buah,
dimulai saat pentil buah terbentuk hingga buah masak fisiologis.
Pemangkasan dilakukan dengan memangkas habis semua ujung-ujung ranting
tempat keluarnya bunga/buah (contoh mudah adalah pada tanaman mangga,
rambutan, dan klengkeng). Pemangkasan ujung-ujung ranting akan
merangsang keluarnya tunas-tunas baru yang jumlahnnya akan lebih banyak
dari jumlah tunas sebagai ujung ranting. Selain itu akan memudahkan
pemeliharaan dengan mempertahankan tinggi tanaman yang tetap pendek,
tidak tinggi menjulang atau tumbuh terlalu melebar ke arah samping
sehingga menhabiskan banyak tempat untuk menunjang pertumbuhan tanaman
secara keseluruhan. Pangkas habis pula semua tunas air yang muncul serta
membuang semua ranting kering yang mati. Ranting kering ini biasanya
menjadi tempat yang menyenangkan bagi pertumbuhan beberapa jenis hama,
khususnya hama penggerek batang.
Gunakan alat pangkas yang tajam dan bersih agar bekas pangkasan terbentuk dengan rapi, tidak meninggalkan luka yang mungkin bisa menjadi sumber infeksi penyakit bagi tanaman. Hindari penggunaan golok/parang untuk memangkas, lebih baik menggunakan gunting pangkas untuk ranting kecil, sementara penggunaan gergaji lebih disarankan untuk memotong cabang/dahan tanaman yang berukuran besar, karena bekas potongan akan menjadi lebih rapi. Olesi semua bekas potongan dengan menggunakan parafin, aspal cair, atau cat untuk menghindari infeksi jaringan tanaman yang terluka akibat pemotongan.
Langkah terakhir yang dilakukan bersamaan dengan pemangkasan, adalah
pemupukan dengan jenis atau komposisi pupuk yang berbeda di setiap
periode. Pada pemangkasan untuk pembentukan tajuk tanaman, unsur
nitrogen dibutuhkan lebih dominan, disertai pemberian unsur fosfat yang
lebih sedikit. Pada pemangkasan produksi, pemberian unsur fosfat menjadi
lebih dominan dengan tambahan unsur kalium hingga periode pembuahan
selesai, sementara pada pemangkasan pemeliharaan, pemberian unsur
nitrogen, fosfat, dan kalium dalam jumlah seimbang akan memberikan hasil
yang lebih optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar